Aku masih ingat ketika temanku yang cukup berprestasi di bangku kuliah, memutuskan untuk menikah setelah lulus. Berbeda denganku yang mencoba bekerja dan memanfaatkan gelar sarjana untuk melamar pekerjaan. Aku berpikir, mubazir aja udah kuliah tapi gak dipake buat kerja. Waktu itu aku menyayangkan sikap temanku yang langsung memutuskan menikah. Buat apa ya dia kuliah, kalau langsung menikah? Aku tidak alergi dengan pernikahan, tapi memang tidak pernah berpikir untuk menikah secepat temanku itu. Kemudian, ada seseorang yang membuka pikiranku, bahwa perempuan berpendidikan tinggi yang memutuskan untuk berumah tangga ‘saja’, bukan berarti pengetahuannya mubazir. Perempuan adalah tempat pertama bagi anak untuk memperoleh pendidikan yang baik. Walaupun, tidak berarti jika ibunya berpendidikan rendah, anaknya juga berpendidikan rendah. Tapi paling tidak, ibu yang berpendidikan akan lebih mampu membentuk anak yang berkualitas.
Apa ya kira-kira yang dicari oleh para perempuan itu? Emansipasi? Ingin seperti pria bahkan melebihi…Kok gak sama dengan cita-cita Kartini ya…
Baru saja, aku melihat Metro 10 yang mengulas polling 10 pekerjaan idaman perempuan. Peringkat pertama adalah wiraswasta. Pekerjaan ini memungkinkan waktu yang lebih fleksibel dan ibu masih bisa dekat dengan keluarga.
So, di hari Kartini ini, renungkan lagi yuk…apa sih cita-cita Kartini yang menginginkan pendidikan setara bagi perempuan…
Saatnya untuk lebih mengerti...